Lost Saga

Lost Saga

Senin, 11 November 2013

20 Servers ONLINE

Rabu, 16 Mei 2012

Boleh Percaya atau Tidak, Ini Cerita Lain Soal Gunung Salak

Boleh Percaya atau Tidak, Ini Cerita Lain Soal Gunung Salak

Moksa Hutasoit - detikNews
Rabu, 16/05/2012 15:06 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Jakarta Boleh percaya atau tidak. Setiap gunung sering kali menyimpan hal-hal yang di luar logika,salah satunya Gunung Salak. Cerita misteri di Gunung Salak ini seperti tak ada habis dibahas. Tapi ya itu tadi, Anda boleh percaya atau tidak.

Seperti disampaikan oleh juru kunci Gunung Salak, Haji Marsah saat ditemui di kediaman pribadinya, di kaki Gunung Salak di Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/5/2012).

Marsah yang juga tetua kampung ini menuturkan. Sebenarnya, lazimnya adat di suatu tempat, siapapun yang hendak melakukan kegiatan pasti meminta izin lebih dahulu. Tidak terkecuali di Gunung Salak. Di kawasan Gunung Salak juga, ada beberapa makam yang dikeramatkan penduduk setempat.

"Kaya kalau kita mau masuk rumah orang, kan pasti harusnya permisi dulu, kalau nggak permisi, pasti yang punya rumah kan nggak enak," jelas Marsah memberi perumpamaan.

Pria berjanggut ini mengakui, di antara Gunung Gede dan Halimun, memang Salak tergolong cukup menyimpan banyak cerita, utamanya soal orang yang tersesat. Jangankan warga pendatang, penduduk asli di sekitaran gunung ini pun seringkali tersesat.

Satu hal yang di luar akal sehat, pernah dia bertemu binatang aneh di kawasan Gunung Salak. Seperti contoh harimau serta orang utan berukuran besar. Namun makhluk itu pun kerap hilang dengan sendirinya.

Marsah memberi tips bagaimana jika tersesat di tengah hutan gunung ini. Ia mewanti-wanti supaya jangan mengikuti suara yang datang untuk memberi bantuan.

"Bisa saja itu cuma boongan, diikutin, nggak tahunya malah makin kesasar, mending diam aja. Atau mukul lebung (semacam bambu), jadi tim evakuasi bisa ikutin suaranya," papar Marsah.

Ia juga mewanti-wanti agar warga yang naik gunung jangan takabur. Sekalipun orang tersebut sudah pengalaman naik gunung, tapi tidak tertutup kemungkinan bisa ikut tersasar.

Siswi SMA Santa Maria Yogya Doa Bersama Untuk Korban Sukhoi Femi

Siswi SMA Santa Maria Yogya Doa Bersama Untuk Korban Sukhoi Femi

Bagus Kurniawan - detikNews
Rabu, 16/05/2012 15:16 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Bagus Kurniawan/detikcom
Yogyakarta Ratusan siswi SMA Santa Maria Yogyakarta menggelar doa bersama untuk Femi Adiningsih Soempeno, wartawan Bloomberg yang jadi kecelakaan pesawat Sukohi SuperJet 100 di Gunung Salak, Bogor. Femi Adi adalah alumnus SMA Santa Maria tahun 1998/1999.

Doa bersama hari ini dilakukan aula sekolah di Jl Ireda No 19 A, Prawirodirjan Yogyakarta, Rabu (16/5/2012) mulai pukul 12.00 WIB. Doa bersama dipimpin Kepala sekolah Sr Yohanna Maria, OSF, SAg. Selain para siswi turut hadir pula para pamong guru dan sejumlah teman Femi semasa SMA.

Di aula sekolah tempat doa bersama terpampang tulisan 'turut berduka cita atas musibah Sukhoi, selamat jalan sahabatku' dan foto Femi di depan mimbar. Sedangkan di pintu masuk ruangan juga terpasang berbagai tulisan dan kliping media mengenai musibah Sukhoi dan sosok Femi.

Saat doa bersama dan testimoni, beberapa orang guru yang pernah mengenal dekat sosok Femi sempat menahan tangis dan matanya berkaca-kaca. Sedang para siswi yang semuanya perempuan itu, meski tidak mengenal Femi secara pribadi juga tampak menahan kesedihan.

Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Probojati Spd, dalam testimoninya mengungkapkan Femi adalah sosok siswa yang cerdas, kritis dan idealis. Hal itu terungkap dari tulisan-tulisan yang pernah ditulisnya.

Saat SMA tahun 97-98, dia juga sudah aktif menulis di Gema Harian Bernas yang merupakan wadah bagi siswa-siswa SMA di Yogyakarta yang ingin terjun di dunia jurnalistik.

"Dia orang idealis, orang yang keras dan teguh pendiriannya," kata Probojati mengenang Femi.

Sementara itu, menurut Sr Yohanna, Femi adalah siswi yang berprestasi. Hal itu dibuktikan ketika lulus SMA tahun 1998, dia diterima di jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Atmajaya Yogyakarta. Dia juga sempat menulis buku berjudul 'Perang Panglima' bersama AA Kunto yang diterbitkan PT Galang Press.

"Selama studi dia juga mendapatkan beasiswa hingga lulus studi," katanya.

Saat reuni di sekolah tahun lalu, kata Yohanna, Femi sempat menyumbangkan sebuah televisi warna 21 inchi untuk sekolah dan memberikan doorprize banyak buku untuk sekolah. "Semangat kerja keras Femi itu yang patut kita contoh," pungkas dia.

Kemenhub: Parasut di Sukhoi Cuma 1, untuk Logistik Bukan untuk Terjun

Kemenhub: Parasut di Sukhoi Cuma 1, untuk Logistik Bukan untuk Terjun

Septiana Ledysia - detikNews
Rabu, 16/05/2012 15:25 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Dirjen Hubud Kemenhub Hery Bhakti (dok detikcom)
Jakarta KNKT Rusia telah mengkonfirmasi bahwa memang ada parasut dalam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang kecelakaan di Gunung Salak. Parasut itu cuma 1 dan untuk keperluan logistik, bukan untuk terjun.

"Kan sudah dijelaskan, dia cuma ada 1 parasut saja. Parasut untuk emergency bukan untuk orang. Itu untuk logistik, saya belum tahu persis diletakkan di mananya," jelas Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubud Kemenhub) Herry Bhakti S Gumay.

Hal itu disampaikan Herry usai diskusi tentang 'Kepemilikan dan Pendaftaran Pesawat Udara pada Perusahaan Angkutan Udara' di Hotel Millennium Sirih, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2012).

Ketika ditanya apa lazimnya pesawat untuk demo dilengkapi dengan parasut, Herry menegaskan, "Ini untuk logistik, bukan dia untuk terjun atau ada pelontar."

Sebelumnya KNKT Rusia mengkonfirmasi keberadaan parasut itu. "Berkaitan dengan parasut yang ditemukan itu berada dalam boks suatu kontainer dalam pesawat yang digunakan jika pesawat harus mendarat secara darurat," ujar anggota KNKT Rusia, Sergey Korostiev.

Hal itu disampaikan Sergey dalam bahasa Rusia dan diterjemahkan oleh seorang interpreter dari Kedubes Rusia di Jakarta, saat jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusumah, Selasa (15/5/2012).

Akibat ledakan, sambungnya, spare part pesawat ikut terlontar ke beberapa titik. Saat itulah, boks penyimpan survival kit terbuka, dan isinya berhamburan.

Dijelaskan Sergey, parasut itu bersama dengan perlengkapan lain, seperti makanan, disiapkan sebagai survival kit saat pesawat mendarat darurat.

"Akibat banyak spare part pesawat yang jatuh, lalu terbuka," imbuh Sergey.

Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo ikut menegaskan bahwa parasut memang ada dalam pesawat tersebut. Namun dia tidak tahu berapa jumpah parasut yang disiapkan. Dia tidak bisa memastikan apakah kontainer berisi survival kit itu dekat atau jauh dari pilot.

"Parasut itu memang ada, tetapi bukan untuk loncatnya pilot, tetapi sebagai survival kit apabila pesawat mengalami kondisi darurat, tidak terjangkau oleh siapa pun. Sebenarnya survival kit itu ada dalam suatu kontainer yang dibungkus parasut. Karena ada impak ledakan, jadi parasut itu terlihat sepeti menempel di pohon," terang Daryatmo.

Sebelumnya, 7 personel Kopassus yang berhasil menuruni tebing curam dalam proses membuka jalur dan evakuasi, menemukan jasad seorang pria berkewarganegaraan asing yang tergantung dengan parasut di pohon.

Kabut di Lokasi Helipad Pasir Pogor Makin Tebal

Moksa Hutasoit - detikNews
Rabu, 16/05/2012 15:28 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
ilustrasi/ Antara
Bogor Cuaca di sekitar lokasi helipad, Pasir Pogor, Bogor, hari ini terus berubah-ubah. Namun menjelang sore, kabut justru makin terlihat tebal. Proses evakuasi jenazah pun dari lokasi jatuhnya Sukhoi bisa terhambat.

Pantauan detikcom, Rabu (16/5/2012), sekitar pukul 15.20 WIB, kabut makin turun. Puncak bukit di sekitaran helipad pun praktis tak terlihat.

Namun angin tidak terlampau kuat. Hal ini bisa terlihat dari penunjuk kekuatan serta arah angin yang dipasang dekat helipad.

Helikopter Super Puma milik TNI AU yang sedianya akan terbang menjemput kantong jenazah pun praktis hanya bisa terparkir di helipad.

Menjelang sore, warga pun makin menyemut. Mereka umumnya mengajak anak-anak melihat helikopter.

BERITA lainya: