Lost Saga

Lost Saga

Rabu, 16 Mei 2012

Siswi SMA Santa Maria Yogya Doa Bersama Untuk Korban Sukhoi Femi

Siswi SMA Santa Maria Yogya Doa Bersama Untuk Korban Sukhoi Femi

Bagus Kurniawan - detikNews
Rabu, 16/05/2012 15:16 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Bagus Kurniawan/detikcom
Yogyakarta Ratusan siswi SMA Santa Maria Yogyakarta menggelar doa bersama untuk Femi Adiningsih Soempeno, wartawan Bloomberg yang jadi kecelakaan pesawat Sukohi SuperJet 100 di Gunung Salak, Bogor. Femi Adi adalah alumnus SMA Santa Maria tahun 1998/1999.

Doa bersama hari ini dilakukan aula sekolah di Jl Ireda No 19 A, Prawirodirjan Yogyakarta, Rabu (16/5/2012) mulai pukul 12.00 WIB. Doa bersama dipimpin Kepala sekolah Sr Yohanna Maria, OSF, SAg. Selain para siswi turut hadir pula para pamong guru dan sejumlah teman Femi semasa SMA.

Di aula sekolah tempat doa bersama terpampang tulisan 'turut berduka cita atas musibah Sukhoi, selamat jalan sahabatku' dan foto Femi di depan mimbar. Sedangkan di pintu masuk ruangan juga terpasang berbagai tulisan dan kliping media mengenai musibah Sukhoi dan sosok Femi.

Saat doa bersama dan testimoni, beberapa orang guru yang pernah mengenal dekat sosok Femi sempat menahan tangis dan matanya berkaca-kaca. Sedang para siswi yang semuanya perempuan itu, meski tidak mengenal Femi secara pribadi juga tampak menahan kesedihan.

Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Probojati Spd, dalam testimoninya mengungkapkan Femi adalah sosok siswa yang cerdas, kritis dan idealis. Hal itu terungkap dari tulisan-tulisan yang pernah ditulisnya.

Saat SMA tahun 97-98, dia juga sudah aktif menulis di Gema Harian Bernas yang merupakan wadah bagi siswa-siswa SMA di Yogyakarta yang ingin terjun di dunia jurnalistik.

"Dia orang idealis, orang yang keras dan teguh pendiriannya," kata Probojati mengenang Femi.

Sementara itu, menurut Sr Yohanna, Femi adalah siswi yang berprestasi. Hal itu dibuktikan ketika lulus SMA tahun 1998, dia diterima di jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Atmajaya Yogyakarta. Dia juga sempat menulis buku berjudul 'Perang Panglima' bersama AA Kunto yang diterbitkan PT Galang Press.

"Selama studi dia juga mendapatkan beasiswa hingga lulus studi," katanya.

Saat reuni di sekolah tahun lalu, kata Yohanna, Femi sempat menyumbangkan sebuah televisi warna 21 inchi untuk sekolah dan memberikan doorprize banyak buku untuk sekolah. "Semangat kerja keras Femi itu yang patut kita contoh," pungkas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar